Thursday, February 5, 2009

Semangat Pedagang Tahu Gejrot


Sore setelah sholat Maghrib bareng temen di Islamic Center Bekasi aku lanjutkan dengan acara ngengsreng...(maksudnya ngeceng) dengan terus nongkrong sambil makan siomay di depan Hero Mall, makan siomay belum kelar aku ngeliat seorang kakek tua pedagang tahu gejrot memikul dagangannya dengan susah payah, sepertinya dia sedang mencari tempat untuk mangkal, aku terus perhatiin dia, aku salut dengan dia sekaligus trenyuh, aku berpikir aduh kek... seharusnya seusia kakek itu sudah waktunya untuk pensiun, biarin anaknya aja yang keliling. Tapi dia itu punya keluarga gak sih?. Andaikan semua orang mendapat pensiunan seperti pegawai negeri......!
"Semangat, dengannya kita bisa merubah serpih debu menjadi emas"
Makan siomay sudah habis, aku pergi datangin pedagang tahu gejrot itu, aku beli tahunya Rp 3000. Aku terus perhatiin dia... merasa terus diperhatiin dia bertanya sama aq, " Ada apa le?" Aku cuma bisa jawab, "Gak ada apa-apa pak, makasih pak ya.." aku terus pergi menuju tempat temenku nongkong.

Sama temenku aku ngomong gini, "Coy, lu pernah bayangin gak kalau bapakmu pedagang tahu gejrot, atau bagaimana misalkan masa tua kita seperti dia?"Temenku malah gak nyambung, "lo belum kenyang to habis makan siomay beli tahu gejrot?"

Yo wis, emang iya sich, mencari nafkah emang sulit, bisa survive sampai sekarang kita sangat bersyukur, apalagi untuk orang yang dari segi skill, modal usaha dan pendidikan kurang, modal dia untuk tetap bertahan hidup hanya semangat.

Waduuh..., jadi inget temen chattingku disana yang selalu ngucapin "Semangat!" (kaya tentara ya? hehehe)

No comments:

Post a Comment