Pada suatu ketika (Walaah!, udah kaya dongeng aja!), ada seorang kader dari sebuah partai datang ke tempatku, dia ngajakin ngobrol masalah politik (gak mungkin kan klo dia ngajakin ngobrol harga cabe di pasar, he...). Dia bercerita bahwa kedudukan dia di partai itu adalah di bagian pendidikan.
Ada sesuatu yang menarik dari percakapan ini. Dia menceritakan tentang misinya dalam dunia pendidikan, seperti partai-partai politik lain dia juga menjanjikan biaya sekolah GRATIS!
Kemudian saya bertanya, ” Pak, Menurut Bapak, anggaran belanja negara saat ini cukup gak buat mensukseskan program ini.”
Dia menjawab, ”Dengan kondisi sekarang kayaknya gak mungkin kalau hanya tergantung pada jumlah anggaran negara.”
Saya bertanya lagi, ”Lalu dengan apa Bapak berani menjanjikan program sekolah gratis?”
Dia menjawab, ”Kita akan membuat banyak program, seperti subsidi silang, dan membuat sekolah seperti sebuah company atau perusahaan, dimana sekolah akan menghasilkan sebuah produk yang dibuat oleh siswa kemudian dijual ke pasar dan hasilnya akan dikembalikan kepada siswa, dan yang terakhir kita akan membuat semua siswa menjadi lebih kreatif dan menghasilkan dengan menyalurkan minat dan bakat mereka masing-masing, untuk kemudian akan diperlombakan dan tentu saja kita juga akan minta sponsor dari perusahaan-perusahaan yang keuntungan dari sponsor tersebut akan kita kembalikan kepada siswa.”
Dari percakapan ini gw berpikir, apa mungkin ya... dengan program-program itu program sekolah gratis bisa berjalan?, yang menjadi permasalahan menurut gw antara lain :
- Siswa yang kaya bersedia gak mensubsidi siswa yang kurang mampu atau miskin?
- Produk yang diciptakan untuk ukuran sekolah itu seperti apa? Karena tidak semua sekolah di Indonesia memiliki fasilitas yang memadai untuk menghasilkan sebuah produk.
- Jika memang sekolah bisa memfasilitasi pembuatan produk tersebut, sekolah harus mempertimbangkan produksi produk tersebut agar tidak mengganggu proses belajar, karena intinya sekolah adalah untuk belajar.
- Pengadaan perlombaan yang kemudian menghasilkan sponsor, sudah pasti akan membutuhkan jasa sebuah EO (Event Organiser), Menurut pendapatku alangkah lebih baik jika EO itu akan dikelola organisasi sekolah semisal OSIS.
- Dari program-program diatas, kemungkinan hanya SLTA yang bisa lebih berperan, untuk SD dan SMP, sepertinya belum.
Yup, mungkin itu saja, semoga suatu hari nanti program sekolah gratis 100% bisa berjalan! Amin..
No comments:
Post a Comment